Jumat, 30 Januari 2015

ILMU KALAM KALAM KALAM


ILMU KALAM
A.      Definisi Ilmu Kalam
Secara bahasa kalam adalah perbincangan atau perkataan. Dalam studi islam, kalam mengandung makna yaitu yang dibincangkan mengenai Tuhan, manusia, dan lain-lain. Di era modern  fokus pada perkembangan (pendidikan, politik, sosial,dll) tetapi tidak lepas dari agama kalam klasik, kontemporer, dan modern, tidak lepas dari kritikan-kritikan kalam klasik.
Kalam klasik meliputi syiah, kodariah, jabariyah, mu’tazilah. Dan yang termasuk kalam modern adalah Ahmad Khan Dan Iqbal.dah yang termasuk kalam kontemporer adalah Ismail Al Faruqi, Harun Nasution, Hanafi, Rosyidi.
B.       Ilmu Kalam Secara Maknawiyah atau Para Ahli.
Ada berbagai macam pengertian menurut para ahli mengenai ilmu kalam, diantaranya adalah:
1.        Al Taftazani dalam dirasah fi al-falasafah al- islamiyah menjelaskan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang kalam Allah. Kalam Allah bersifat hadis dan qodim.
2.        Harun Nasution dalam teologi islam melihatnya dari dua perspektif  yaitu perspektif objek dan subjek. Awalnya Al qur’an bersifat qadim, setelah dibukukan bersifat hadis (baru). Sebagian ahli kalam mentakwilkan (mencari  kata lain) dalam memahami wahyu Allah.
C.       Istilah Ilmu Kalam
Ada berbagai istilah mengenai ilmu kalam diantaranya adalah:
1.      Ilmu ushuluddin yaitu ilmu yang membahas pokok-pokok agama.
2.      Ilmu tauhid yaitu ilmu yang membahas ke-Esaan Allah.
3.      Fiqh Al-Akbar (aqidah) yaitu fiqh dikatakan ilmu karena menimbulkan pendekatan . orang barat memandang islam dari individunya dianggap suci.
4.      Teologi  islam yaitu ilmu yang membahas roh terhadap unsur ke-Tuhan.
D.      Sumber-Sumber Ilmu Kalam
Sumber yang dipakai dalam ilmu kalam ada 4 yaitu:
1.      Al qur’an
2.      Hadits
3.      Ijtihad
Ketika terjadi benturan dalam memahami  Al qur’an maka akal digunakan. Benturan yang terjadi terhadap mutasyabihat yang membutuhkan pemahaman secara mendalam. Lahirnya ilmu kalam pasca perang siffin karena politik saat itu.
E.       Pembagian ilmu kalam
Pembagin kalam meliputi:
1.      Kalam klasik
Kalam klasik kerangka berfikirnya tekstual dan kontekstual
a)         Kalam tradisional kerangkanya tekstual yaitu Al qur’an. Dan tidak mau melakukan pentakwilan (interpretasi) terhadap wahyu ( ayat mukhkam dan mutsyabihat)
Meliputi Khawarij, Murji’ah, Jabbariyah, Asy’ariyah, Dan Al Mathuridiyyah.
b)        Kalam rasional, kerangka berfikir adalah akal, untuk menghindari pertentangan antara akal dan wahyu maka dilakukan pentakwilan. Pada wahyu yang termasuk dalam kelompok ini adalah aliran Qadariyah dan Mu’tazilah.
Dalam perjalanan selanjutnya aliran kalam ini diwakili oleh Asy’ariyah(tradisionalisme) dan Mu’tazilah (rasionalisme).
Kritikan terhadap ilmu kalam klasik ada tiga hal yang meliputi:
a.    Aspek Epistimologi
Sisi kelemahan dalam aspek ini adalah aspek metodologi terutama dalam menafsirkan ayat-ayat Al qur’an yang tidak memperhatikan Asbabun Nuzul dan pemaknaan bahasa.
b.    Aspek Ontologi
Kelemahannya tidak hanya membahas tentang aspek ke-Tuhanan akan tetapi juga harus menyentuh hajat hidup umat manusia dahulu hanya membahas Hablum Minallah.
c.    Aspek Aksiologi
Kelemahannya bahwaaliran kalam klasik perlu adanya dekonstruksi  (perbaikan) terhadap pemikiran kalam berikutnya.

Fundamental-tradisional-kontemporer-liberal

Lahir abad 20 =terjadi kritikan terhadap Turki Usmani.

Al qur’an turun pada zaman Rasulullah SAW dan dibukukan pada menjadi mushaf Al qur’an setelah RAsulullah SAW wafat, esensi Al qur’anlah yang suci.
2.      Kalam Moderat
Kalam moderat adalah sebuah aliran kalam yang kerangka berfikirnya secara rasional, adapun wahyu berfungsi sebagai konfirmasi yaitu untuk menguatkan dan menyempurnakan pengetahuan akal, berfungsi pula menolong akal untuk mengetahui sifat dan kehidupan alam akhirat, menyempurnakan pengetahuan akal tentang Tuhan dan Sifat-Nya.
Di dalam kalam modern terdapat pemikiran Muhammad Abduh, Akhmad Khan, dan M. Ikbal.
Perbedaan kalam klasik yang rasional dan kalam moderat adalah kalam tradisional rasional.
3.      Kalam Kontemporer
Lahirnya aliran ini mengkonstruksi pemahaman tentang teks-teks yang menjadi satu-satunya sumber. Dekonstruksi dipelopori oleh Hasan Hanafi mengenai term Al-Ilahiyyah, Al-Mantiqiyyah, dan Al-tabi’iyyah. Melainkan ingin terus berdialektika dengan realitas yang dihadapi manusia. Sebagaimana pemahaman akan dimensi. Tokoh-tokoh kalam kontemporer ini adalah Arkooun, Hasan Hanafi, Ismail Al-Faruqi, HM. Rasyid, dan Harun Nasution.
F.        Hubungan Ilmu Kalam Filsafat Dan Tassawuf
Ilmu kalam filsafat dan tassawuf mempunyai kemiripan objek kajian, karena dilihat dengan objeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ke-Tuhanan. Sementara itu dilihat dari aspek aksiologinya (manfaatnya), ilmu kalam berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang aru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional. Adapun filsafat lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui pengamatan langsung. Dan adapun tassawuf  lebih berperan sebagi ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena tidak memperoleh apa yang ingin dicarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar