ILMU
KALAM
A. Definisi
Ilmu Kalam
Secara bahasa kalam adalah perbincangan atau
perkataan. Dalam studi islam, kalam mengandung makna yaitu yang dibincangkan
mengenai Tuhan, manusia, dan lain-lain. Di era modern fokus pada perkembangan (pendidikan, politik,
sosial,dll) tetapi tidak lepas dari agama kalam klasik, kontemporer, dan
modern, tidak lepas dari kritikan-kritikan kalam klasik.
Kalam klasik meliputi syiah, kodariah, jabariyah,
mu’tazilah. Dan yang termasuk kalam modern adalah Ahmad Khan Dan Iqbal.dah yang
termasuk kalam kontemporer adalah Ismail Al Faruqi, Harun Nasution, Hanafi,
Rosyidi.
B. Ilmu
Kalam Secara Maknawiyah atau Para Ahli.
Ada
berbagai macam pengertian menurut para ahli mengenai ilmu kalam, diantaranya
adalah:
1.
Al Taftazani dalam
dirasah fi al-falasafah al- islamiyah menjelaskan bahwa ilmu kalam adalah ilmu
yang membahas tentang kalam Allah. Kalam Allah bersifat hadis dan qodim.
2.
Harun Nasution
dalam teologi islam melihatnya dari dua perspektif yaitu perspektif objek dan subjek. Awalnya Al
qur’an bersifat qadim, setelah dibukukan bersifat hadis (baru). Sebagian ahli
kalam mentakwilkan (mencari kata lain)
dalam memahami wahyu Allah.
C. Istilah
Ilmu Kalam
Ada
berbagai istilah mengenai ilmu kalam diantaranya adalah:
1.
Ilmu ushuluddin
yaitu ilmu yang membahas pokok-pokok agama.
2.
Ilmu tauhid
yaitu ilmu yang membahas ke-Esaan Allah.
3.
Fiqh Al-Akbar
(aqidah) yaitu fiqh dikatakan ilmu karena menimbulkan pendekatan . orang barat
memandang islam dari individunya dianggap suci.
4.
Teologi islam yaitu ilmu yang membahas roh terhadap
unsur ke-Tuhan.
D. Sumber-Sumber
Ilmu Kalam
Sumber
yang dipakai dalam ilmu kalam ada 4 yaitu:
1. Al
qur’an
2.
Hadits
3.
Ijtihad
Ketika
terjadi benturan dalam memahami Al
qur’an maka akal digunakan. Benturan yang terjadi terhadap mutasyabihat yang
membutuhkan pemahaman secara mendalam. Lahirnya ilmu kalam pasca perang siffin
karena politik saat itu.
E. Pembagian
ilmu kalam
Pembagin
kalam meliputi:
1. Kalam
klasik
Kalam klasik kerangka berfikirnya tekstual dan
kontekstual
a)
Kalam
tradisional kerangkanya tekstual yaitu Al qur’an. Dan tidak mau melakukan
pentakwilan (interpretasi) terhadap wahyu ( ayat mukhkam dan mutsyabihat)
Meliputi Khawarij,
Murji’ah, Jabbariyah, Asy’ariyah, Dan Al Mathuridiyyah.
b)
Kalam rasional,
kerangka berfikir adalah akal, untuk menghindari pertentangan antara akal dan
wahyu maka dilakukan pentakwilan. Pada wahyu yang termasuk dalam kelompok ini
adalah aliran Qadariyah dan Mu’tazilah.
Dalam perjalanan
selanjutnya aliran kalam ini diwakili oleh Asy’ariyah(tradisionalisme) dan
Mu’tazilah (rasionalisme).
Kritikan
terhadap ilmu kalam klasik ada tiga hal yang meliputi:
a. Aspek
Epistimologi
Sisi
kelemahan dalam aspek ini adalah aspek metodologi terutama dalam menafsirkan
ayat-ayat Al qur’an yang tidak memperhatikan Asbabun Nuzul dan pemaknaan
bahasa.
b. Aspek
Ontologi
Kelemahannya
tidak hanya membahas tentang aspek ke-Tuhanan akan tetapi juga harus menyentuh
hajat hidup umat manusia dahulu hanya membahas Hablum Minallah.
c. Aspek
Aksiologi
Kelemahannya
bahwaaliran kalam klasik perlu adanya dekonstruksi (perbaikan) terhadap pemikiran kalam
berikutnya.


Lahir abad 20 =terjadi kritikan terhadap Turki
Usmani.
Al
qur’an turun pada zaman Rasulullah SAW dan dibukukan pada menjadi mushaf Al
qur’an setelah RAsulullah SAW wafat, esensi Al qur’anlah yang suci.
2. Kalam
Moderat
Kalam moderat adalah sebuah aliran kalam yang
kerangka berfikirnya secara rasional, adapun wahyu berfungsi sebagai konfirmasi
yaitu untuk menguatkan dan menyempurnakan pengetahuan akal, berfungsi pula
menolong akal untuk mengetahui sifat dan kehidupan alam akhirat, menyempurnakan
pengetahuan akal tentang Tuhan dan Sifat-Nya.
Di
dalam kalam modern terdapat pemikiran Muhammad Abduh, Akhmad Khan, dan M.
Ikbal.
Perbedaan kalam klasik yang rasional dan kalam
moderat adalah kalam tradisional rasional.
3. Kalam
Kontemporer
Lahirnya aliran ini mengkonstruksi pemahaman tentang
teks-teks yang menjadi satu-satunya sumber. Dekonstruksi dipelopori oleh Hasan
Hanafi mengenai term Al-Ilahiyyah, Al-Mantiqiyyah, dan Al-tabi’iyyah. Melainkan
ingin terus berdialektika dengan realitas yang dihadapi manusia. Sebagaimana
pemahaman akan dimensi. Tokoh-tokoh kalam kontemporer ini adalah Arkooun, Hasan
Hanafi, Ismail Al-Faruqi, HM. Rasyid, dan Harun Nasution.
F.
Hubungan Ilmu
Kalam Filsafat Dan Tassawuf
Ilmu kalam filsafat dan tassawuf mempunyai kemiripan
objek kajian, karena dilihat dengan objeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah
yang berkaitan dengan ke-Tuhanan. Sementara itu dilihat dari aspek aksiologinya
(manfaatnya), ilmu kalam berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang aru
untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional. Adapun
filsafat lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai
rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui pengamatan
langsung. Dan adapun tassawuf lebih
berperan sebagi ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan
rasionya secara bebas karena tidak memperoleh apa yang ingin dicarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar