TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS/ INDIKATOR
Tujuan
instruksional atau pembelajaran ada 2 yaitu, tujuan pembelajaran umum dan
tujuan pembelajaran khusus. Tujuan pembelajaran umum yaitu yang sudah terdapat
dalam kurikulum masing-masing studi / mata pelajaran, kata kerja non
operasional adalah kata kerja yang menyatakan tingkah laku akal dan perasaan
manusia yang bersifat abstrak, bukan tingkah laku atau tindakan yang bersifat
kongkrit. Dalam kurikulum 2004 atau berbasis kompetensi istilah ini disebut
sebagai kompetensi dasar. Adapun tujuan pembelajaran khusus (TKP) dalam
kurikulum 2004 disebut Indikator Pencapaian (IP).
A. Beberapa Keuntungan Menggunakan Tujuan
Pembelajaran Khusus (TKP) :
1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan
dimanfaatkan secara tepat.
2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang.
3. Guru dapat menerapkan beberapa banyak
materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam
pelajaran.
4. Guru dapat menetapkan urutan dan
rangkaian materi pelajaran secara tepat.
5. Guru bisa dengan mudah menetapkan dan
mempersiapkan strategi mengajar yang cocok dan menarik.
6. Guru dapat denagn mudah, tepat, dan
cukup waktu untuk mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan yang
diperlukan dalam belajar.
7. Guru dapat dengan mudah mengukur
keberhasilan siswa dalam belajar.
8. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya
akan lebih baik
Davies
Menjelaskan Mengenai Keuntungan-Keuntungan Menggunakan TKP :
1. Membatasi tugas dan menghilangkan segala
kekaburan dan kesulitan dalam penafsiran.
2. Menjamin dilaksanakannya proses
pengukuran dan penilaian yang tepat dan karenanya dapat membantu dalam
menetapkan kualitas dan efektifitas
pengalaman belajar siswa.
3. Memungkinkan guru dan siswa dapat
membedakan diantara macam dan kelompok tingkah laku yang berbeda-beda, dan
kerenanya dapat membantu mereka dalam merumuskan srategi yang paling optimal
untuk keberhasilan siswa.
4. Merupakan suatu rangkuman yang lengkap
untuk pelajaran yang akan diberikan dan dapat berfungsi sebagai pedoman awal
untuk belajar, (Davies, 1991: 96-97).
B. Komponen-Komponen Tujuan Pembelajaran
Khusus
1. Siswa atau performer
2. Tingkah laku atau perbuatan
3. Kondisi
4. Kriteria
Keempat
komponen tersebut tidak selalu serempak terdapat dalam TKP/indikator. Ada TKP
yang cukup tanpa keterangan kondisi, maupun kriteria.
C. Persyaratan-Persyaratan Tujuan
Pembelajaran Khusus (TKP) :
1. Rumusan tujuan berpusat pada perubahan
tingkah laku sasaran didik/siswa.
2. Rumusan tujuan pengajaran harus
berisikan tingkah laku operasional.
3. Rumusan tujuan berisikan makna dari
pokok bahasan yang akan diajarkan saat itu.
4. Rumusan tujuan hanya melukiskan satu
jenis tingkah laku/perbuatan.
D. Taksonomi Tujuan Pembelajaran KhusuS
Tujuan
instruksional khususu atau tujuan khusus pembelajaran dapat dikelompkkan dalam
tiga kategori, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif
mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan
intelektual. Domain efektif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan
dan minat. Domain psikomotor mencakup tujuan-tunuan yang berhubungan
dengan manipulasi dan kemampuan gerak.
1. Aspek kognitif
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Penerapan
d. Analisis
e. Sistesis
f. Eyaluasi
2. Aspek Afektif
a. Penerimaan
b. Pemberian respon
c. Penilaian
d. Pengorganisasian
e. Karakterististik
3. Aspek Psikomotor
a. Peniruan
b. Manipulasi
c. Ketetapan
d. Artikulasi
e. Pangalamiahan
E.
Cara-cara
Menulis Tujuan Pembelajaran
Ada
dua cara menulis tujuan pembelajaran khusus yang dikembangkan oleh para ahli,
sebagaimana yang dikembangkan oleh Robert F. Mager dan Robert B. Miller. Kedua
tokoh tersebut sebenarnya banyak memiliki kesamaan dalam hal menulis tujuan
pembelajaran khusus, hanya saja Mager lebih mengembangkan ranah kognitif dan
ranah afektif, sedangkan Miller lebih mengembangkan ranah psikomotor.
Roberf
F. Mager berpendapat bahwa suatu tujuan harus ditulis dengan menggunakan cara
sebagai berikut:
1. Identifikasi dan berilah nama tingkah
laku akhir dan spesifikasikan jenis tingkah laku yang akan diterima sebagai
bukti bahwa murid telah mencapai tujuan,
2. Usahakan untuk menentukan lebih lanjut
tingkah laku yang diinginkan dengan menerangkan kondisi yang penting untuk
dapat terwujud tingkah laku yang diharapkan
3. Tentukan kriteria perbuatan yang
diterima dengan menjelaskan bagaimana baiknya murid harus melaksanakan untuk
dapat diterima. (Davis, 1991: 110).
Robert
B Miller menjelaskan bahwa cara-cara Mager tersebut dipandang sebagai aturan
prosedural untuk mengerjakan pekerjaan. Milller dalam penulisannya tidak
sedetail Mager.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar