Kedudukan
Metode-Metode Mengajar dalam Sistem Pembelajaran
A. Pengertian Metode Mengajar dan
Jenis-Jenis Metode Mengajar
1. Pengertian Metode Mengajar
Istilah
mengajar merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan
yang mendukung proses belajar (Sardiman, 1996: 46). Pengertian seperti inilah
yang sesuai dengan konsep pupil oriented , artinya bahwa mengajar bukan
hanya menyampaikan pengetahuan kepada anak sehingga anak dipandang sebagai
obyek yang pasif. Dewy mengungkapkan bahwa oleh karena belajar adalah
menyangkut apa yang harus dikerjakan murid-murid untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang dari murid-murid sendiri, guru adalah pembimbing,
pengasuh yang mengendalikan perahu, tetapi tenaga untuk menggerakkan perahu
tersebut berasal dari mereka atau murid yang belajar (Davies, 1991:31).
2. Jenis-Jenis Metode Mengajar
Adapun
jenis-jenis metode mengajar dapat diklasifikasikan sebagaimana dijelaskan
Winarno Suharmad menggolongkan metode mengajar ditinjau dari segi faktor guru
dan faktor murid sebagai berikut ini:
a. Metode mengajar secara individual.
b. Metode mengajar secara kelompok.
Adapun ditinjau dari
segi faktor murid adalah sebagai berikut:
a. Metode mengajar terhadap individual
b. Metode mengajar terhadap kelompok
Kategori
metode mengajar secara individual yaitu metode latihan, pemberian tugas
(resitasi), dan exksperimen. Adapun kategori mengajar secara kelompok yaitu,
metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, sosiodrama, karyaeisata, diskusi, dan
kerja kelompok.
Penggolongan
lebih rinci dijelaskan oleh Yusuf Djadjadisastro, adapun jenis-jenis metode
mengajar tersebut dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu:
a. Aspek penyampain pesan, metode
pengajaran dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu metode ceramah,
tanya jawab, demonstrasi, eksperimen, tugas, dan resitasi.
b. Aspek pendekatan pengajaran, dapat
diklasifikasikan beberapa metode mengajar antara lain problem solving,
inquiry, discovery, teknik klasifikasi nilai, ekspositorik, role playing
dan simulasi.
c. Aspek pengorganisasian siswa, meliputi
karyawisata, kerja kelompok, diskusi, dan metode proyek/unit.
B. Hubungan Metode Mengajar dalam Sistem
Pembelajaran
Hubungan
antara komponen metode mengajar dengan faktor-faktor tujuan, bahan, fasilitas,
siswa, guru, dan penelitian.
1. Hubungan metode mengajar dengan tujuan
pembelajaran.
Keuntungan
dirumuskannya tujuan secara jelas adalah: yang pertama, dapat membantuguru
dalam mengadakan penilaian pendahuluan dalam kegiatan-kegiatan mengajar. Kedua,
dapat memberikan kemungkinan terhadap guru untuk lambat laun memperbaiki
rencana program pembelajarannya.
2. Hubungan metode mengajar dengan bahan
pengajaran.
Bahan
pengajaran adalah obyek yang dialami siswa dalam pengalaman belajarnya. Dengan
kata lain, tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan
pengajarannya.
Jadi
jelas bahwa pemilihan metode perlu mempertimbangkan sifat bahan pengajaran, dan
kecakapan guru dalam memilih serta melaksanakan metode mengajar banyak
dipengaruhi oleh keluasan serta kedalaman penguasaan bahan.
3. Hubungan metode mengajar dengan
fasilitas pengajarana
Fasilitas yang baik dan memadai akan menjamin
tercapainya poses belajar mengajar yang efektif. Yang dimaksud fasilitas disini
adalah sarana dan prasarana yang tersedia.
Kebalikannya, jika kondisi fasilitas sekolahnya
miimal, akan banyak menghambat pilihan-pilihan metodologi pengajarannya.
4. Hunbungan metode mengajar dengan siswa
Posisi dan peran siswa sangat sentral dalam system
pengajaran, oleh karena itu kondisi-kondisi serta kebutuhan siswa menjadi tolak
nukur pemilihan unsure pengajaran, termasuk metodenya.
5. Hubungan metode mengajar dan guru
Guru
adalah sosok manusia yang memiliki berbagai keuinikan tertenru, dilihat dari
segi intelektualitas, sosial, ekonomi, maupun filsafat hidupnya masing-masing, termasuk akumulasi
pengetahuannya. Metode yang
dikatakan baik menurut seorang guru tertentu, belum pasti efektif bila dipakai
pleh guru lain.
6. Hubungan metode mengajar dengan penilaian
Dalam komponen system pengajaran, penilaian berfungsi
sebagai indicator tentang keberhasilan dari semua komponen yng lain, termasuk
efektif/tidaknya metode yang diterpkan.
Ivor
K. Davies dalam bukunya “pengelolaan belajar” mengatakan bahwa dalam penilaian
dapat memugkinkan kita untuk:
a. Mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa
b. Menentukan tujuan manayang belum direalisasikan
c. Memutuskan rangking siswa dalam hal kesuksesan
mencapai tujuan yang telah disepakati
d. Memberi informasi kepada guru tentang cocok tidaknya
strategi/metode yang digunakan
e. Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana
pelajaran dan menentukan apakah sumber belajar tambaha perlu digunakan.(Davis,
1991; 294)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar